Sejarah Candi Pawon di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah

budayaindonesia.web.id – Candi Pawon adalah sebuah candi Buddha yang terletak di Jawa Tengah, Indonesia, dekat dengan Candi Mendut dan Candi Borobudur. Candi ini dibangun pada abad ke-9 Masehi pada masa pemerintahan wangsa Syailendra dan masih berfungsi sebagai tempat ibadah hingga sekarang. Meskipun lebih kecil dari Candi Borobudur dan Candi Mendut, Candi Pawon juga memiliki keunikan dan keindahan arsitektur serta ukiran reliefnya.

Nama “Pawon” berasal dari kata dalam bahasa Jawa yang berarti “dapur” atau “tempat penyimpanan makanan”, karena pada zaman dahulu, candi ini mungkin digunakan sebagai tempat penyimpanan peralatan ritual yang digunakan di Candi Borobudur.

Letak

Posisi Candi Pawon ini terletak di antara Candi Mendut serta Candi Borobudur, pas berjarak 1, 75 kilometer dari Candi Borobudur elativ timur serta 1, 15 kilometer dari Candi Mendut elativ barat. Dengan cara astronomis terdapat di 7° 36’ 21” LS, 110° 13’ 10” BT. Persisnya terletak di desa Brojonalan, kelurahan Wanurejo, kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Asal usul penemuan

Candi pawon diketemukan pada akhir era ke- 19 dalam kondisi cacat terkubur semak- semak semak serta mulai diperbaikipada tahun 1903. Candi Pawon pula hadapi perbaikan yang dilaksanakan semenjak tahun 1897– 1904.

Asal usul candi Gedung penyembahan ini tercantum salah satu Candi Buddha yang diperkirakan dibuat oleh Bangsa Syalendra antara era VIII– IX Kristen, akan namun durasi pembangunan dengan cara tentu tidak dikenal sebab belum terdapat data- data yang lumayan kokoh.

Bagi Casparis, Candi Pawon ialah tempat penyimpanan abu jenazah Raja Alat( 782– 812 Meter), papa Raja Samarrattungga dari Bangsa Syailendra. Dalam ruangan di badan Candi Pawon, diperkirakan awal ada Patung Bodhhisattva, selaku wujud hidmat pada Raja Alat yang dikira sudah menggapai tataran Bodhisattva. Para pakar beranggapan kalau Candi Pawon ialah pintu gapura Candi Borobudur, selaku tempat pemeluk mensterilkan tubuh serta pikirannya dari kekotoran hati.

Penjulukan Candi Pawon

Julukan Candi Pawon tidak bisa dikenal dengan cara tentu asal- usulnya. Pakar epigrafi J. Gram. de Casparis memaknakan kalau Pawon berawal dari bahasa Jawa‘ awu” yang berarti‘ abu’, menemukan prefiks pa- serta akhiran–an yang membuktikan sesuatu tempat.

Dalam bahasa Jawa tiap hari tutur pawon berarti‘ dapur’, hendak namun de Casparis mengartikannya selaku‘ perabuan’ ataupun tempat abu. Masyarakat setempat pula mengatakan Candi Pawon dengan julukan Brajanalan. Sebab terdapat di Desa Brojonalan( Brajanalan).

Baca juga : Sejarah Candi Mendut di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah

Tutur ini bisa jadi berawal dari tutur bahasa Sanskerta vajra yang berarti‘ halilintar’ serta anala yang berarti‘ api’. Di dalam dinding candi kabarnya ada patung. Dalam Prasasti Karang Tengah dituturkan kalau patung itu menghasilkan vajra( cahaya).

Wujud Bangunan

Candi Pawon dibuat dari batu andesit. Candi ini berdenah panjang jebakan, dengan jauh sisi- sisinya 10 meter, serta memiliki besar 13, 3 meter. Gedung candi mengarah ke arah barat, berbilik satu dengan dimensi dinding 2, 65 meter x 2, 64 meter serta besar 5, 20 meter.

Wujud candi ini langsing, tidak semacam Candi Borobudur yang tambun.

Gedung Candi Pawon dengan cara arsitektural dibagi dalam 3 bagian kaki, badan, serta asbes candi.

Bagian kaki candi berbentuk batur setinggi 1, 5 meter. Pada kaki candi ini banyak dihiasi ornamen- ornamen, semacam bunga serta sulur- suluran.

Bagian badan candi dihiasi arca- arca Bodhisattva, serta bagian asbes candi dihiasi stupa. Pintu masuk candi terdapat di sisi barat, pada anak tangga pintu masuk dihiasi Jadi, serta pada ambang atas pintu masuk ada riasan kala. Asbes candi berupa persegi teratur dengan riasan berbentuk stupa- stupa kecil di tiap- tiap sisinya serta puncaknya dihiasi dengan suatu stupa yang lebih besar.

Relief Pada bilik bagian depan candi, di atas pintu masuk candi( dasar relief kala), ada relief yang melukiskan Kuwera( Dewa Kekayaan) dalam posisi berdiri. Pada bilik utara serta selatan candi ada relief yang serupa, ialah yang melukiskan Kinara serta Kinari( mahluk separuh orang separuh kukila atau berhulu orang bertubuh kukila), sejodoh kukila berhulu orang, berdiri mengapit tumbuhan kalpataru yang berkembang dalam suatu jambangan.

Di sekitar tumbuhan terdapat sebagian pundi- pundi duit. Di bagian atas nampak sejodoh orang yang lagi melambung. Di bagian atas bilik pula ada sejodoh jendela kecil yang berperan selaku jendela. Di antara kedua lubang jendela itu ada tatahan kumuda. Relief di Candi Pawon ialah relief ornamental, tidak ada relief narasi pada candi ini.

One thought on “Sejarah Candi Pawon di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top