Sejarah Candi Ngawen, di Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah

budayaindonesia.web.id – Candi Ngawen adalah sebuah candi Hindu yang terletak di Desa Ngawen, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Candi ini memiliki sejarah yang erat kaitannya dengan perkembangan agama Hindu-Buddha pada masa lampau.

Candi Ngawen didirikan pada abad ke-8 Masehi, pada masa kejayaan Kerajaan Mataram Kuno. Candi ini dibangun sebagai tempat ibadah dan pemujaan dewa-dewi dalam agama Hindu. Candi Ngawen merupakan salah satu candi peninggalan dari periode Mataram Kuno yang terkenal dengan arsitektur klasik Jawa yang khas.

Selama berabad-abad, Candi Ngawen mengalami kerusakan dan penelantaran. Baru pada tahun 2004, upaya pemugaran dan pemulihan dimulai untuk memperbaiki kondisi candi ini. Pemugaran berlanjut hingga tahun 2011.

Candi Ngawen memiliki struktur yang terdiri dari base atau dasar candi, balairung (ruang tengah), dan atap. Arsitektur candi ini mencerminkan pengaruh gaya arsitektur Hindu-Buddha. Relief-relief yang menghiasi dinding candi menggambarkan adegan kehidupan sehari-hari, adegan mitologi, dan dewa-dewi Hindu-Buddha.

Candi Ngawen kini menjadi salah satu objek wisata sejarah yang menarik di Magelang. Pengunjung dapat melihat arsitektur yang indah, mengamati relief-relief yang menarik, dan menikmati suasana sejuk dan tenang di sekitar candi.

Penting untuk dicatat bahwa informasi ini didasarkan pada pengetahuan umum tentang Candi Ngawen. Jika Anda ingin mempelajari lebih lanjut tentang sejarah dan karakteristik detail Candi Ngawen, disarankan untuk merujuk pada sumber-sumber sejarah, arkeologi, atau mengunjungi situs resmi Candi Ngawen untuk informasi yang lebih akurat dan terkini.

Candi Ngawen ialah lingkungan percandian agama Buddha aset Kerajaan Mataram Kuno. Di lingkungan percandian ini, ada 5 candi yang tiap- tiap diperuntukkan untuk 5 Dhyani Buddha. Candi Ngawen mempunyai idiosinkrasi berbentuk 4 patung raja hutan yang diletakkan di bagian pojok kaki candi, yang tidak sempat ditemui di candi- candi lain di Indonesia.

Bila Candi Ngawen dibentuk?

Candi Ngawen ialah suatu lingkungan percandian yang mempunyai 5 candi, ialah candi I, II, III, IV, serta V. Kelima candi ini berdiri antre sekelas, tiap- tiap berjarak 4 m, mengarah timur.

Baca juga : Sejarah Candi Badut di Kabupaten Malang, Jawa Timur

Candi II serta IV mempunyai dimensi serta wujud arsitektur yang serupa. Tetapi, dari kelima candi dikala ini terkini candi II yang sudah dipugar pada 1927, sedangkan 4 yang lain cuma bermukim kaki. Dikala ditemui pada 1920, di lingkungan percandian ini pula ditemui 2 patung Buddha yang tidak utuh, ialah patung Dhyani Buddha Ratnasambhawa di dekat candi II serta patung Dhyani Buddha Amithaba di dekat candi IV. Bersumber pada temuan patung, kehadiran stupa, serta wujud terasnya, bisa disimpulkan kalau Candi Ngawen bermotif agama Buddha.

Tidak hanya itu, style arsitektur candi membuktikan identitas gedung dari era ke- 8 ataupun era ke- 9. Diperkirakan, Candi Ngawen dibentuk oleh Bangsa Syailendra yang memahami Kerajaan Mataram Kuno.

Guna Candi Ngawen

Mengutip halaman Kemdikbud, Candi Ngawen dibentuk buat Dhyani Buddha yang berjumlah 5. Dalam keyakinan Buddha, Dhyani Buddha ialah ikon dari 5 bagian kosmos( alam Raya) yang tiap- tiap menggantikan arah khusus. Kelima Dhyani Buddha itu di antara lain:

* Dhyani Buddha Aksobya dengan Bhumisparsa mudra( menunjuk Alam selaku saksi), selaku penguasa timur.

* Dhyani Buddha Ratnasambhawa dengan Vara mudra( tindakan berikan karunia), selaku penguasa selatan.* Dhyani Buddha Amithaba dengan Dhyana mudra( tindakan bersemedi), selaku penguasa barat.

* Dhyani Buddha Amoghasidha, dengan Abhaya mudra( tindakan menyangkal ancaman), selaku penguasa utara.* Dhyani Buddha Wairochana, dengan Dharma Cakra Mudra( tindakan memutar cakra dharma), selaku penguasa kulminasi( titik khayal di langit yang berdiri lurus di atas alam kepada alam).

Dari 5 gedung di lingkungan Candi Ngawen, cuma candi II yang berdiri utuh. Candi II berdenah panjang jebakan, di mana seluruh sisinya ada penampil selaku tempat berdiri kaki candi. Pada kaki candi ada relief berbentuk sulur- sulur gelangan, sedangkan pada tangga naik ada gerbang beratap dengan pucuk ratna.

Di kanan serta kiri gerbang itu ada 2 gerbang lebih kecil yang tiap- tiap mempunyai jeluk. Di bagian bagian candi dihias dengan relief Kinara Kinari( sejodoh wujud penghibur dewa yang berhulu orang serta bertubuh kukila) yang mengapit Kalpataru. Kalpataru ialah tumbuhan kahyangan yang hidup selama era tempat menggantungkan seluruh asa. Bagian asbes Candi Ngawen II bermukim beberapa, yang dihiasi simbar- simbar pada pelipitnya.

One thought on “Sejarah Candi Ngawen, di Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top