Sejarah Candi Lumbung di Jawa Tengah, Indonesia Yang Terabaikan

budayaindonesia.web.id – Candi Lumbung adalah salah satu candi yang terletak di Desa Gombong, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Candi ini termasuk dalam kompleks Candi Borobudur, yang merupakan situs warisan dunia UNESCO.

Candi Lumbung memiliki ciri khas berupa arsitektur yang berbentuk seperti lumbung padi. Nama “Lumbung” diambil karena bentuk candi ini menyerupai lumbung tradisional yang digunakan untuk menyimpan hasil pertanian. Candi ini memiliki bentuk tinggi dan ramping dengan atap berbentuk kerucut yang melengkung ke atas.

Candi Lumbung diperkirakan dibangun pada abad ke-9, sekitar periode yang sama dengan pembangunan Candi Borobudur. Candi ini awalnya merupakan tempat penyimpanan arca Buddha yang dipuja oleh para biksu. Selain itu, Candi Lumbung juga memiliki fungsi sebagai stupa atau tempat peringatan spiritual.

Seperti halnya Candi Borobudur, Candi Lumbung juga mengalami kerusakan dan penelantaran selama beberapa abad. Namun, pada tahun 1973, upaya pemugaran dan pemulihan dimulai, dan candi ini berhasil dikembalikan ke keadaan yang lebih baik.

Candi Lumbung kini menjadi salah satu daya tarik wisata di kompleks Candi Borobudur. Pengunjung dapat melihat arsitektur unik candi ini dan menikmati keindahan lingkungan sekitar. Candi Lumbung juga menjadi bagian dari perjalanan spiritual dan meditasi bagi beberapa pengunjung yang mencari kedamaian dan refleksi.

Penting untuk dicatat bahwa informasi ini didasarkan pada pengetahuan umum tentang Candi Lumbung. Jika Anda ingin mempelajari lebih lanjut tentang sejarah dan karakteristik detail Candi Lumbung, disarankan untuk merujuk pada sumber-sumber sejarah, arkeologi, atau mengunjungi situs resmi Candi Borobudur untuk informasi yang lebih akurat dan terkini.

Baca juga : Sejarah Candi Bahal, Yang Terlupakan di Kawasan Sumatera Utara

Candi Lumbung ialah candi bermotif Buddha yang terletak di area Prambanan. Candi ini terdapat di antara golongan Candi Prambanan serta Candi Sewu. Dengan cara administratif, Candi Lumbung terdapat di area Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Gedung memiliki aset Kerajaan Mataram Kuno ini diperkirakan terbuat pada dekat era ke- 9 ataupun era ke- 10. Selanjutnya asal usul pendek Candi Lumbung.

Golongan Candi Lumbung

Di golongan Candi Lumbung ada satu candi benih yang dikelilingi oleh 16 candi perwara( ajudan).

Situasi candi benih yang mengarah timur dikala ini tidak lagi utuh, cuma tertinggal bagian batur, tangga masuk, badan candi, serta tanpa asbes. Badan candi berdiri di atas batur setinggi dekat 2, 5 m, di mana pada bagian depannya ada tangga serta pintu masuk.

Pintu masuk candi benih dilengkapi dinding penampil, yang diapit bilik berfoto Kuwera serta Hariti. Sebaliknya bagian badan candi yang lain dihiasi tatahan lukisan pria serta wanita.

Pada dinding- dinding candi itu pula ada jeluk tempat menaruh patung Dhyani Buddha. Jumlah jeluk pada tiap- tiap bagian merupakan 3 buah, namun dikala ini seluruhnya dalam kondisi kosong. Asbes candi penting serupa sekali tidak tertinggal, namun para ahli sejarah berspekulasi wujudnya stupa dengan akhir tajam, mendekati wujud asbes 16 candi perwara.

Candi perwara yang berjumlah 16 berdiri mengarah ke arah candi penting yang terletak di tengah. Tiap- tiap candi perwara berdiri di atas batur setinggi dekat 1 m dengan bilik candi polos tanpa riasan. Di depan candi, ada pintu masuk serta tangga yang dilengkapi dengan pipi tangga. Di atas ambang pintu ada Kalamakara tanpa rahang dasar, serta ruang di dalam candi perwara ada batu mendekati tatakan patung yang disusun berbanjar.

Guna Candi Lumbung patung Candi Lumbung mendekati dengan candi- candi di golongan Candi Sewu, di mana atapnya berupa stupa. Perihal ini membuktikan kalau Candi Lumbung berlatar agama Buddha. Julukan Lumbung ialah gelar warga setempat, sebab wujud bangunannya semacam lumbung( tempat menaruh antah).

Walaupun di dekat candi sempat ditemui Prasasti Kelurak, julukan asli candi dan raja yang membangunnya tidak dikenal. Bagi Bosch, guna Candi Lumbung pada era kemudian merupakan selaku tempat persemayaman Triratna. Triratna merupakan 3 mustika yang agung serta nilainya tidak dapat diukur, yang butuh dipahami, dimengerti, serta dipercayai oleh pemeluk Buddha. Opini Bosch itu merujuk pada isi Prasasti Kelurak, yang dikala ini ditaruh di Museum Nasional di Jakarta.

One thought on “Sejarah Candi Lumbung di Jawa Tengah, Indonesia Yang Terabaikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top