Sejarah Candi Bahal, Yang Terlupakan di Kawasan Sumatera Utara

budayaindonesia.web.id – Candi Bahal, juga dikenal sebagai Candi Muara Bahal, adalah salah satu candi yang terletak di Kabupaten Batang Hari, Provinsi Jambi, Indonesia. Candi ini memiliki sejarah yang cukup kaya dan erat kaitannya dengan perkembangan agama Hindu-Buddha di wilayah tersebut.

Candi Bahal didirikan pada abad ke-8 Masehi, pada masa kejayaan Kerajaan Sriwijaya yang berpusat di Palembang, Sumatera Selatan. Pada masa itu, agama Hindu-Buddha tersebar luas di wilayah Nusantara, termasuk Jambi, dan candi-candi dibangun sebagai pusat kegiatan keagamaan dan budaya.

Candi Bahal awalnya dibangun sebagai tempat ibadah dan juga sebagai wujud perwujudan kebesaran kerajaan. Candi ini merupakan candi Hindu yang menggambarkan pengaruh arsitektur India kuno, dengan fitur-fitur seperti lingga dan yoni yang menjadi simbol dewa dan dewi dalam agama Hindu.

Pada masa Kerajaan Sriwijaya, Candi Bahal menjadi salah satu candi penting di wilayah Jambi. Namun, seiring berjalannya waktu dan pergantian kekuasaan, pengaruh agama Hindu-Buddha di wilayah ini menurun dan candi ini terbengkalai.

Baru pada tahun 1984, Candi Bahal mulai ditemukan dan mendapatkan perhatian serius dalam upaya pemugaran dan pemulihan. Pemerintah dan pihak terkait bekerja sama untuk melakukan pelestarian dan penelitian terhadap candi ini.

Saat ini, Candi Bahal menjadi salah satu objek wisata sejarah yang menarik di Jambi. Wisatawan dapat mengunjungi candi ini untuk melihat arsitektur kuno, relief-relief yang menggambarkan adegan kehidupan pada masa lalu, dan menikmati keindahan lingkungan sekitar.

Penting untuk dicatat bahwa informasi ini didasarkan pada pengetahuan umum tentang Candi Bahal. Jika Anda ingin mendapatkan informasi lebih rinci tentang sejarah Candi Bahal, disarankan untuk merujuk pada sumber-sumber sejarah dan arkeologi yang lebih khusus atau berkonsultasi dengan para ahli dalam bidang tersebut.

Candi Bahal ialah lingkungan percandian terluas yang terdapat di area Sumatera Utara. Di lingkungan ini ada 3 candi, ialah Candi Bahal I, Candi Bahal II, serta Candi Bahal III, yang tiap- tiap terpisah dengan jarak dekat 500 m.

Walaupun bangunan- bangunan candi sukses dipugar serta saat ini berdiri mewah, riset yang sempat dicoba di Padang Lawas belum seluruhnya sanggup menguak kerangka balik dari candi- candi ini. Selanjutnya asal usul pendek Candi Bahal.

Siapa penggagas Candi Bahal? Memandang dari wujud bangunannya, Candi Bahal diprediksi selaku gedung bermotif Buddha Vajrayana.

Baca juga : Sejarah Candi Blandongan di Kabupaten Karawang, Jawa Barat

Terpaut siapa pendirinya ataupun guna dari Candi Bahal di era kemudian, para ahli sejarah yang sempat mempelajari candi ini belum memperoleh balasan tentu. Diprediksi, Candi Bahal merupakan aset Kerajaan Panai, yang sempat berdiri antara era ke- 11 sampai era ke- 14.

Sebagian pangkal asal usul mengatakan kalau Kerajaan Panai sempat jadi taklukkan Kerajaan Sriwijaya serta dibidik oleh kerajaan- kerajaan lain sebab kekayaan alamnya. Biarpun begitu, pusat kerajaan bermotif Buddha itu pula sedang jadi perbincangan, beberapa beriktikad di wilayah Padang Lawas.

Arsitektur

Candi Bahal Ketiga Candi Bahal dibuat dari bata merah, yang tiap- tiap dibuat di suatu halaman besar serta berpagar.

Candi Bahal I

Gedung penting Candi Bahal I ialah yang terbanyak dibanding dengan Candi Bahal II serta III. Di antara gedung penting Candi Bahal I yang terletak di tengah laman dengan pintu gapura, ada alas berupa panjang jebakan berdimensi dekat 7 x 7 m. Selai itu, terdapat pula alas berdimensi 3 m persegi serta 2, 5 m persegi di halaman Candi Bahal I. Diprediksi, fondasi- fondasi itu merupakan sisa dari candi perwara( candi ajudan).

Pas di depan tangga masuk ke candi penting, ada sejodoh Jadi( insan mitologi berbentuk monster air). Dinding- dinding Candi Bahal I banyak dihiasi relief bermotif orang ataupun raksasa. Satu perihal yang istimewa merupakan wujud asbes Candi Bahal I, yang tidak mendekati stupa semacam asbes Candi Ambang Takus, namun berupa silinder setinggi dekat 2, 5 m. Perbatasan asbes candi dihiasi dengan tatahan rentengan bunga yang melingkar.

Candi Bahal II

Semacam perihalnya Candi Bahal I, di dekat gedung penting Candi Bahal II ada alas berdimensi lebih kecil yang diprediksi sisa dari candi perwara( candi ajudan).

Tidak hanya itu, di dekat tangga masuk pula ada sejodoh Jadi, namun wujudnya lumayan berlainan dari Jadi di Candi Bahal I. Gedung penting Candi Bahal II terdiri atas lapisan tatakan, kaki, badan, serta asbes.

Tetapi, dimensi Candi Bahal II lebih kecil dari Candi Bahal I, serta wujudnya pula berlainan. Bilik tatakan, kaki, serta badan candi ini polos tanpa dihiasi relief. Atapnya berupa piramida takir dengan pucuk persegi 4, serta di sekitar lapisan teratasnya ada barisan lubang yang tidak dikenal gunanya.

Candi Bahal III

Dimensi serta wujud gedung penting Candi Bahal III mendekati dengan Candi Bahal II. Di halaman candi ini pula ada sisa- sisa alas berupa panjang jebakan, yang diprediksi sisa dari candi perwara( candi ajudan). Asbes Candi Bahal II berupa piramida takir dengan pucuk persegi 4.

Walaupun mendekati dengan asbes Candi Bahal II, namun di candi ini tidak ada barisan lubang. Tidak hanya itu, di Candi Bahal III tidak terdapat kepala Jadi yang mengapit bagian tangga masuk. Ternyata, ada tatahan yang telah kurang nyata wujudnya di pipi tangga di kaki candi.

One thought on “Sejarah Candi Bahal, Yang Terlupakan di Kawasan Sumatera Utara

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top