Sejarah Candi Kalasan Budaya Indonesia di Yogyakarta

budayaindonesia.web.id – Candi Kalasan adalah salah satu candi Buddha yang terletak di Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Candi ini dibangun pada abad ke-8 Masehi pada masa pemerintahan Wangsa Sailendra di Jawa Tengah. Candi Kalasan adalah salah satu candi Buddha tertua di Jawa dan merupakan bagian dari kompleks Candi Prambanan.

Candi Kalasan terdiri dari satu bangunan candi induk dengan atap melengkung yang menyerupai susunan pelana. Bangunan ini dibangun dengan menggunakan batu bata dan dinding candi yang dihiasi dengan ornamen relief.

Relief yang terdapat di Candi Kalasan menggambarkan kisah Buddha Gautama dan kehidupan sehari-hari masyarakat pada masa itu. Selain itu, Candi Kalasan juga memiliki patung-patung Buddha yang ditempatkan di dalam ruangan candi.

Candi Kalasan merupakan salah satu aset Kerajaan Mataram Kuno yang terdapat di Yogyakarta. Candi Kalasan bermotif Buddha, yang dibentuk selaku tempat penyembahan Bidadari Tara.

Asal usul Candi Kalasan Asal usul Candi Kalasan bisa dikenal dari Prasasti Kalasan yang dikala ini ditaruh di Museum Nasional Indonesia di Jakarta. Saat sebelum dipindahkan ke Museum Nasional Indonesia, Prasasti Kalasan tadinya ditemui di dekat gedung Candi Kalasan.

Prasasti Kalasan mengatakan kalau para guru ataupun pendeta raja Sailendrawamsatilaka( Syailendra) berharap pada Adiraja Dyah Pancapana Kariyana Panamkarana( Rakai Panangkaran) buat mendirikan patung serta gedung bersih buat penyembahan Bidadari Tara, dan suatu asrama buat para pendeta kerajaan yang lancar pengetahuannya hendak Mahayana Winaya. Bagi para pakar, gedung bersih yang diartikan merupakan Candi Kalasan.

Dari perkataan itu pula bisa dikenal kalau guna Candi Kalasan merupakan selaku tempat penyembahan Bidadari Tara. Permohonan para pendeta Buddha dikabulkan oleh Rakai Panangkaran serta pada 700 Tiang( 778 atau 779 Kristen), gedung bersih buat Bidadari Tara berakhir dibuat. Bisa disimpulkan kalau atas permisi Raja Rakai Panangkaran yang menyuruh Kerajaan Mataram Kuno, Candi Kalasan dibentuk pada dekat tahun 778 Kristen.

Candi Kalasan mempunyai dimensi dasar 45 x 45 m, dengan besar dekat 24 m. Besar candi itu terdiri dari 3 bagian, ialah kaki, badan, serta asbes. Pada bagian luar kaki candi, ada relief jambangan yang menghasilkan bunga- bunga serta sulur- suluran selaku ikon keberhasilan serta keceriaan.

Baca juga : Sejarah Candi Muaratakus Budaya Indonesia Yang Terlupakan

Di bagian selatan, ada riasan kepala kala yang lumayan besar dengan jengger berupa segitiga yang dihiasi dengan bermacam bunga. Riasan kala itu dipadupadankan dengan Jadi( relief menyamai wujud fauna) yang membengkok ke dasar. Di bagian badan Candi Kalasan ada relung- relung yang dahulu mungkin ada patung.

Alasannya, dalam jeluk bagian asbes nampak sebagian patung Buddha yang menggambarkan para Dhyani Buddha. Patung pada bagian luar candi cuma berbentuk relief dalam posisi berdiri serta menggenggam bunga lotus.

Kondisi bagian asbes Candi Kalasan telah amat cacat, namun tadinya diprediksi mempunyai pusat atab berbentuk stupa besar. Di sekitar gedung penting Candi Kalasan, ada sisa- sisa stupa kecil yang tadinya berjumlah dekat 52 buah.

Stupa- stupa yang saat ini tidak lagi utuh itu berperan selaku tempat abu jenazah para pendeta Buddha yang sudah tewas. Mengutip Gedung Pelanggengan Cagar Adat Wilayah Eksklusif Yogyakarta( BPCB DIY) dari halaman Kemdikbud, Candi Kalasan mempunyai karakteristik khas dibanding candi lain di Indonesia.

Salah satu karakteristik khas yang dipunyai merupakan terdapatnya suatu batu berupa separuh bundaran yang diucap moonstone( batu bulan), yang umum ada pada kuil- kuil Buddha di India Selatan. Kehadiran moonstone itu terletak pas di depan tangga bagian timur.

Idiosinkrasi Candi Kalasan yang lain merupakan mempunyai tatahan bunga yang terbuat dengan lembut. Salah satu yang khas merupakan relief corak kertas tempel berbentuk ceplok bunga ataupun dedaunan. Bagian bilik luar candi dilapisi lepa yang amat kokoh, yang oleh para arkeolog diucap dengan bajralepa, sejenis plester untuk bilik candi yang mencegah dari perkembangan jasad renik sekalian susunan kedap air.

One thought on “Sejarah Candi Kalasan Budaya Indonesia di Yogyakarta

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top