Sejarah Candi Cangkuang di Jawa Barat Yang Terlupakan

budayaindonesia.web.id – Candi Cangkuang memiliki sejarah yang panjang dan menarik. Candi ini diyakini dibangun pada masa Kerajaan Tarumanagara yang berkuasa di wilayah tersebut pada abad ke-4 hingga abad ke-7 Masehi.

Menurut sejarahnya, Candi Cangkuang ditemukan pada tahun 1966 oleh seorang petani yang sedang menggali sawah. Saat itu, candi tersebut berada dalam keadaan yang sangat memprihatinkan dan hampir tidak dikenali lagi.

Pada tahun 1970, pemerintah setempat mulai memulai upaya restorasi dan perbaikan pada Candi Cangkuang. Proses restorasi tersebut memakan waktu yang cukup lama dan akhirnya selesai pada tahun 1983.

Candi Cangkuang terletak di tepi danau dan dikelilingi oleh pemandangan alam yang indah. Candi ini merupakan salah satu peninggalan sejarah yang penting di Jawa Barat karena merupakan salah satu candi Hindu yang masih ada di wilayah tersebut, meskipun agama Islam telah menyebar di daerah tersebut sejak ratusan tahun yang lalu.

Saat ini, Candi Cangkuang telah menjadi objek wisata yang populer di Jawa Barat dan menjadi daya tarik bagi para wisatawan yang tertarik untuk mengunjungi situs sejarah yang penting dan indah.

Candi Cangkuang merupakan candi Hindu yang terletak di Jawa Barat, persisnya di Desa Pulo, area Cangkuang, Kecamatan Leles, Garut. Gedung ini ialah candi yang awal kali ditemui di tanah Sunda serta jadi candi Hindu salah satunya di Sunda. Candi Cangkuang ialah aset kerajaan Sunda awal ialah Kerajaan Galuh.

Walaupun bermotif Hindu, di dekat posisi Candi Cangkuang terdapat kuburan Eyang Dalem Arief Muhammad, ialah jago agama Islam yang diyakini selaku kakek moyang masyarakat Dusun Cangkuang. Julukan Candi Cangkuang didapat dari julukan dusun tempat candi ini terletak. Tutur Cangkuang sendiri merupakan julukan tumbuhan semacam pandan, yang banyak ada di dekat kuburan Arief Muhammad.

Asal usul Candi Cangkuang

Asal usul temuan Candi Cangkuang berasal dari 1966, dikala regu periset Harsoyo serta Uka Candrasasmita melaksanakan pencarian bersumber pada informasi Vorderman, yang keluar pada 1893.

Baca juga : Sejarah Candi Penataran di Kabupaten Blitar, Jawa Timur

Dalam informasi itu, dituturkan kalau terdapat suatu patung yang cacat dan kuburan kakek moyang Arief Muhammad di Leles. Diperkirakan kalau Candi Cangkuang merupakan aset agama Hindu dari dekat era ke- 8. Sebaliknya guna Candi Cangkuang merupakan selaku tempat penyembahan kepada Dewa Siwa serta dewa- dewa dalam keyakinan Hindu yang lain.

Riset itu dilanjutkan pada 1967 serta 1968. Pada awal mulanya, cuma nampak terdapatnya batu yang ialah reruntuhan gedung candi serta di sampingnya ada suatu kuburan kuno selanjutnya suatu patung Syiwa yang terdapat di tengah reruntuhan. Di dekat makam Arief Muhammad, periset menciptakan alas candi berkuran 4, 5 x 4, 5 m serta batu- batu candi yang berantakan.

Cara perbaikan Candi diawali pada 1974- 1975 serta penerapan reka ulang dilaksanakan satu tahun setelah itu. Dalam penerapan perbaikan pada 1974, ditemui balik batu candi yang ialah bagian- bagian dari kaki candi.

Gedung Candi ini berdiri pada suatu tanah persegi 4 yang berdimensi 4, 7 x 4, 7 m, dengan besar 30 centimeter. Sebaliknya kaki bangunannya berdimensi 4, 5 x 4, 5 m dengan besar 1, 37 m. Badan gedung candi wujudnya persegi 4 dengan dimensi 4, 22 x 4, 22 m serta besar 2, 49 m, di mana di bagian utara ada pintu masuk.

Sebaliknya pucuk Candi Cangkuang terdiri atas 2 tingkatan, yang di dalamnya ada ruangan berdimensi 2, 18 x 2, 24 m yang tingginya 2, 55 m. Di antara sisa- sisa gedung candi, ditemui pula patung dengan posisi lagi bersila serta di depan kaki kirinya ada kepala lembu( nandi), yang telinganya membidik ke depan.

Dengan terdapatnya kepala nandi, para pakar menyangka kalau ini merupakan patung Siwa. Tidak hanya itu, kedua tangan patung iitu menengadah di atas pukang serta pada badannya ada perias perut, perias dada, serta perias kuping. Tetapi, kondisi patung ini telah tidak utuh lagi, di mana bagian mukanya latar serta bagian tangan sampai kedua pergelangannya sudah lenyap.

One thought on “Sejarah Candi Cangkuang di Jawa Barat Yang Terlupakan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top