Sejarah Candi Penataran di Kabupaten Blitar, Jawa Timur

budayaindonesia.web.id – Candi Penataran ataupun Candi Palah ialah lingkungan candi Hindu Siwa yang terdapat di Dusun Penataran, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Salah satu lingkungan candi Hindu termegah serta terluas di Jawa Timur ini terdapat di lereng barat energi Gunung Kelud.

Candi Penataran dibentuk pada era Kerajaan Kediri, persisnya rentang waktu rezim Raja Srengga( 1190- 1200) pada dekat era ke- 12. Istimewanya, Candi Penataran dipakai pada era Kerajaan Majapahit, dibuktikan dengan penjelasan di Buku Negarakertagama. Dalam Buku Negarakretagama, candi ini diucap Candi Palah, yang didatangi Raja Hayam Wuruk dalam perjalanannya kisaran Jawa Timur.

Asal usul Candi Penataran

Para pakar arkeologi beriktikad kalau Candi Penataran tadinya dikenal selaku Candi Palah. Hal ini dibantu dengan deskripsi pada Prasasti Palah yang berangka 1194. Tujuan dibangunnya Candi Penataranmerupakan selaku candi gunung buat seremoni penyembahan untuk mencegah ancaman Gunung Kelud.

Guna Candi Penataran selaku tempat ibadah pula sedang dipakai pada era Raja Hayam Wuruk dari Majapahit. Perihal ini semacam dikisahkan dalam Buku Negarakretagama, kalau Raja Hayam Wuruk sempat mendatangi Candi Penataran  buat melaksanakan penyembahan kepada Hyang Acalapat( konkretisasi Siwa selaku Girindra ataupun Dewa Penguasa Gunung).

Julukan Girindra yang diucap dalam Negarakretagama mendekati dengan titel Ken Arok dikala jadi Raja Singasari. Perihal itu memunculkan perbincangan di golongan pakar kalau Candi Penataran merupakan tempat pendharmaan ataupun perabuan Ken Arok.

Alasannya, Girindra ialah julukan salah satu wangsa yang diturunkan oleh Ken Arok tidak hanya Rajasa serta Wardhana. Sebaliknya Hyang Acalapati merupakan salah satu konkretisasi dari Dewa Siwa, seragam dengan peneladanan sifat- sifat Bathara Siwa yang kabarnya dijalani Ken Arok.

Pada 1286, dibentuk Candi Dragon di lingkungan Candi Penataran oleh penguasa terakhir Singasari, ialah Raja Kertanegara. Sehabis runtuhnya Singasari, Candi Penataran tidak terpelihara. Terkini pada era rezim Jayanegara, raja kedua Majapahit, candi ini balik memperoleh atensi.

Pada rentang waktu Kerajaan Majapahit, Candi Penataran apalagi ditetapkan selaku candi negeri yang dikenal sering didatangi Raja Hayam Wuruk. Sebaliknya dalam memo Sunda era ke- 15 yang merekam ekspedisi adiwangsa Kerajaan Sunda bernama Bujangga Merjan, Candi Palah diucap selaku tempat berlatih agama serta kunjungan.

Dalam catatannya, Bujangga Merjan luang bermukim dekat satu tahun, setelah itu berangkat sebab candi bermotif Hindu ini digunakan para pengunjung buat keinginan duniawi. Sehabis demikian lama tidak terpelihara, awal kali Candi Penataran ditemui oleh Thomas Stamford Raffles pada 1815.

Lingkungan bangunan

Lingkungan gedung Candi Penataran menaiki zona tanah seluas nyaris 13. 000 m persegi yang dipecah jadi 3 bagian, ialah laman tengah, depan, serta balik, yang dipisahkan oleh 2 bilik. Lapisan gedung yang amat istimewa serta tidak tertata harmonis meyakinkan kalau pembangunan lingkungan candi ini terjalin tidak dalam satu rentang waktu.

Laman depan

Di laman depan ada pintu gapura yang diapit diapit oleh 2 Patung Dwarapala selaku pengawal pintu berangka tahun 1242 Tiang ataupun 1320 Meter. Pada laman ini ada sebagian gedung, semacam Bale Agung, pendopo teras, serta Candi Candra Sengkala.

1. Bale Agung

Posisi Bale Agung terdapat di bagian barat laut laman depan, letaknya sedikit menjorok ke depan. Gedung segenap dibuat dari batu dengan diding polos yang dilengkapi 4 buah tangga. Ada pula guna Bale Agung diperkirakan selaku tempat konferensi para pendeta.

Baca Juga : Sejarah Candi Cetho di Karanganyar, Jawa Tengah Yang Terlupakan

2. Pendopo teras

Pendopo teras berbentuk batu berupa 4 persegi jauh yang terletak di sisi tenggara Bale Agung. Gedung berangka tahun 1297 Tiang ataupun 1375 Kristen ini diperkirakan dipakai selaku tempat buat menaruh sesaji dalam seremoni keimanan ataupun tempat peristirahatan raja serta adiwangsa yang lain.

Pada bilik pendopo teras ada relief- relief yang menggambarkan bermacam cerita, di antara lain merupakan narasi Bubhuksah serta pegangan Aking( Bela- belu serta Dami Aking), Si Satyawan, serta Sri Tanjung.

3. Candi Candra Sengkala

Warga Jawa Timur memahami Candi Candra Sengkala dengan gelar Candi Brawijaya. Tidak hanya itu, terdapat pula yang mengatakan candi berangka tahun 1291 Tiang ataupun 1369 Meter ini selaku Candi Ganesha, sebab di dalam biliknya ada sesosok patung Ganesha.

Posisi candi ini terletak di sisi tenggara gedung pendopo teras, di mana di sisi kirinya ada patung perempuan yang ditafsirkan selaku konkretisasi Gayatri Rajapatni.

Laman tengah

Merambah laman kedua dari Candi Penataran , ada 2 buah patung Dwarapala dalam dimensi yang lebih kecil dari di pintu masuk candi. Dwarapala ini terpahat nilai tahun 1214 Tiang ataupun 1319 Kristen, satu tahun lebih berumur dibandingkan Dwarapala di pintu masuk. Laman tengah ataupun laman kedua ini ada Candi Dragon serta alas bata yang dibagi jadi 2 bagian yang dipisahkan oleh tembok bata.

1. Candi Naga

Penampakan Candi Dragon dikala ini cuma tertinggal bagian kaki serta tubuh dengan dimensi luas 4, 83 m, jauh 6, 57 m, serta besar 4, 70 m. Penjulukan Candi Dragon didapat dari sekitar badan candi yang berhiaskan lilitan dragon serta disangga tokoh- tokoh berpakaian semacam raja sebesar 9 buah. Tidak hanya itu, tiap- tiap bilik badan candi dihiasi dengan relief- relief ciptaan yang diucap dengan corak medalion.

2. Alas bata

Di laman tengah ada suatu alas dari bata yang diperkirakan selaku pintu masuk. Pada bagian ujung barat laman ini, ada sekumpulan ambang pintu yang terbebas dari gedung aslinya serta 2 patung Dwarapala berangka tahun 1242 Tiang, yang terdapat di pintu masuk ke laman ketiga serta bisa jadi sisa suatu gerbang paduraksa.

Laman belakang

Laman balik dikira selaku tempat sangat keramat yang di dalamnya ada gedung candi penting serta Prasasti Palah.

1. Candi Utama

Candi benih terdiri dari 3 teras tertata dengan besar 7, 19 m. Pada tiap- tiap bagian tangga ada 2 patung Mahakala yang berangka tahun 1269 Tiang ataupun 1347 Meter.

Di sekitar bilik candi pada teras awal ada relief Narasi Ramayana. Tidak hanya itu terdapat pula suatu candi kecil dari batu yang oleh orang Belanda dahulu dikenal bathara kecil.

Kelihatannya, candi inilah yang mulanya terbuat berbarengan dengan Prasasti Palah lewat seremoni pratistha. Di balik gedung candi ini pula ada suatu kolam berangka tahun 1337 Tiang ataupun 1415 Kristen.

2. Prasasti Palah

Prasasti Palah merupakan prasasti berangka tahun 1119 Tiang ataupun 1197 Kristen yang terbuat oleh Raja Srengga serta ditemui di laman Candi Penataran. Pada prasasti ini diterangkan keceriaan Kertajaya sebab aman dari musibah.

Rasa senangnya itu setelah itu dicurahkan dengan membuat prasasti yang tercatat dalam suatu linggapala oleh Mpu Amogecwara ataupun diucap pula Mpu Talaluh.

One thought on “Sejarah Candi Penataran di Kabupaten Blitar, Jawa Timur

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top