Sejarah Candi Asu di Magelang, Yang Mulai di Lupakan

budayaindonesia.web.id – Candi Asu merupakan salah satu dari kompleks Candi Borobudur yang terletak di Desa Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Candi ini merupakan salah satu dari 72 stupa kecil yang berada di sekitar stupa besar Candi Borobudur.

Candi Asu sendiri memiliki ciri khas dengan bentuk atapnya yang menyerupai telinga anjing, sehingga dijuluki sebagai “Candi Anjing” oleh penduduk sekitar. Meskipun namanya tidak jelas, candi ini dianggap sebagai stupa kecil yang mewakili semangat Buddha yang menaklukkan hawa nafsu.

Sejarah pasti mengenai pembangunan Candi Asu tidak diketahui secara pasti, tetapi diduga dibangun pada masa pemerintahan Wangsa Syailendra sekitar abad ke-8 Masehi. Candi Asu bersama-sama dengan kompleks Candi Borobudur dinyatakan sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO pada tahun 1991. Saat ini, candi ini masih menjadi salah satu objek wisata di Magelang yang sering dikunjungi oleh wisatawan dalam dan luar negeri.

Candi yang terdapat di lereng Gunung Merapi bagian barat ini ialah candi aset Kerajaan Mataram Kuno yang jadi bagian dari Lingkungan Candi Sengi. Candi Asu dibentuk pada era ke- 9, kala Mataram Kuno diperintah oleh Raja Dyah Lokapala ataupun Rakai Kayuwangi.

Baca juga : Sejarah Candi Brahu Mojokerto Yang Terlupakan & di Tinggal

Penjulukan candi ini sering memunculkan persoalan sebab tutur asu dalam bahasa Jawa berarti anjing, yang sering- kali dilemparkan selaku bentakan. Selanjutnya asal usul Candi Asu serta asal- usul penamaannya.

Prasasti lain yang mengatakan mengenai Dharmma di Salingsingan merupakan Prasasti Salingsingan yang berangka tahun 802 Tiang ataupun 880 Kristen. Pada tahun 880, raja yang menyuruh Kerajaan Mataram Kuno merupakan Rakai Kayuwangi Dyah Lokapala. Bersumber pada data- data itu, para pakar merumuskan kalau Candi Asu dibentuk pada era ke- 9, di era rezim Rakai Kayuwangi Dyah Lokapala.

Mengapa dipanggil Candi Asu? Penjulukan Candi Asu berawal dari warga dekat, sebab julukan asli gedung ini tidak sempat dikenal. Dikala Candi Asu ditemui, di dekatnya ada patung sapi nandi yang telah cacat, alhasil wujudnya nampak menyamai anjing ataupun dalam bahasa Jawa diucap asu.

Sebab seperti itu, oleh warga dekat candi ini dipanggil Candi Asu. Di sisi itu, terdapat pula yang beranggapan kalau namanya merupakan Candi Aso berawal dari tutur dalam bahasa Jawa, ngaso, yang maksudnya rehat. Karena, sebab posisinya yang terletak di tengah- tengah cerang, candi ini sering dipakai buat istirahat oleh masyarakat dekat yang memasak tanah. Warga pula sering mengatakan candi ini selaku Candi Asu Sengi, sebab posisinya terletak di Kelurahan Sengi.

Guna Candi Asu Sengi pada era kemudian Dari penjelasan prasasti- prasasti yang ditemui di sekelilingnya, diperkirakan guna Candi Asu Sengi pada era kemudian merupakan selaku tempat bersih buat melaksanakan penyembahan. Dimensi Candi Asu terkategori kecil, dengan jauh 7, 47 m serta luas 7, 94 m.

Dikala ini, keadaannya pula tidak utuh lagi, cuma tertinggal kaki candi setinggi 2, 5 m serta tubuh candi setinggi 3, 55 m. Di bagian kaki Candi Asu ada tangga buat naik ke tubuh candi. Sayangnya, tubuh candi bagian atas serta atapnya sudah ambruk serta lenyap. Pada kaki candi, ada corak mempercantik berbentuk sulur- suluran, rentengan mutiara, serta kukila kakak berumur, yang beberapa belum berakhir dipahat. Corak sulur pula ditemui pada badan candi bagian dasar.

One thought on “Sejarah Candi Asu di Magelang, Yang Mulai di Lupakan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top