Sejarah Asrama Para Biksu dari Abad ke-8 di Candi Sari

budayaindonesia.web.id – Candi Sari atau juga dikenal sebagai Candi Bendah adalah sebuah candi Hindu yang terletak di Desa Tirtomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, Indonesia. Candi ini dibangun pada abad ke-8 Masehi pada masa kejayaan Kerajaan Mataram Kuno.

Candi Sari terletak di sebelah timur kompleks Candi Prambanan dan berdekatan dengan Candi Plaosan. Candi ini memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan Candi Prambanan dan Candi Plaosan, namun memiliki nilai sejarah yang tidak kalah penting. Candi Sari memiliki bangunan induk dengan satu ruangan yang diperkirakan digunakan sebagai tempat beribadah atau upacara keagamaan.

Candi Sari memiliki arsitektur yang menarik dengan ornamen-ornamen yang rumit dan indah. Relief yang terdapat pada dinding candi menggambarkan adegan- adegan dari kitab Ramayana dan Mahabharata, serta kehidupan sehari-hari masyarakat pada masa itu.

Candi Sari sempat mengalami kerusakan pada masa penjajahan Belanda dan kemudian direstorasi pada tahun 1920-an. Pada saat ini, Candi Sari telah menjadi objek wisata yang populer dan menjadi daya tarik bagi para wisatawan yang tertarik dengan sejarah dan arsitektur candi-candi bercorak Hindu di Indonesia.

Apa guna Candi Sari?

Candi Sari ditemui pada 1929 dalam kondisi cacat. Sehabis itu, Pangkat Dahulu kala Hindia Belanda( Oudheidkundige Dienst) melaksanakan perbaikan. Sepanjang perbaikan, dikenal kalau batu- batu pembuat candi banyak yang telah lenyap. Oleh sebab itu, bagian yang lenyap di dinding penampil bilik depan, selasar, serta sebagian stupa di asbes terdesak ditukar dengan batu terkini.

Baca juga : Sejarah Candi Gunung Gangsir Yang Tidak di Ketahui

Arsitektur Candi Sari Atlas gedung Candi Sari berdimensi 17, 3 x 10 m dengan besar 17 m. Wujud bangunannya semacam rumah yang terdiri dari sebagian ruangan serta dilengkapi banyak jendela. Inilah yang jadi karakteristik khas Candi Sari.

Candi Sari dibentuk mengarah timur, dengan pintu masuk dihiasi kala yang bagian bawahnya ada tatahan relief orang lagi mengendarai gajah. Di dalam gedung candi ada 3 ruangan berbanjar yang tiap- tiap dihubungkan dengan pintu serta jendela.

Diprediksi, Candi Sari tadinya terdiri atas 2 tingkatan yang dipisahkan memakai kusen. Asumsi ini dilandasi oleh penemuan lubang- lubang buat menaruh akhir batangan pada bagian bilik. Tidak hanya itu, di bilik dinding selatan ada sebagian batu yang dipahat melenceng, menunjukkan posisi tangga buat naik ke lantai atas.

Bagian luar bilik candi ada tatahan arca- arca berbanjar, ialah patung Bodhisatvva berjumlah 38 buah. Arca- arca itu menggenggam lotus merah serta biru, dan ditafsirkan dalam tindakan tribhangga( lemas lemah lembut). Tidak hanya tatahan patung, di bilik Candi Sari ada tatahan Kinara Kinari( insan kaya­ngan berbentuk separuh orang serta separuh kukila), Kumuda ataupun bunga serta daun yang menjulur.

One thought on “Sejarah Asrama Para Biksu dari Abad ke-8 di Candi Sari

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top