Sejarah Candi Muaro Jambi Yang Terlupakan Indonesia

budayaindonesia.web.id – Candi Muaro Jambi merupakan situs sejarah yang terletak di Desa Muaro Jambi, Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi, Indonesia. Candi ini merupakan bagian dari kompleks candi yang terdiri dari tiga buah candi dan bekas kompleks perkampungan sekitarnya.

Candi Muaro Jambi diperkirakan dibangun pada abad ke-7 atau ke-8 Masehi, pada masa kejayaan kerajaan Melayu di Jambi. Candi ini ditemukan pada tahun 1920-an oleh seorang arkeolog bernama Henry Maclaine-Pont.

Selama puluhan tahun, kompleks candi ini terkubur oleh tanah dan lumpur sehingga menghilang dari perhatian masyarakat. Baru pada tahun 1970-an, pemerintah setempat melakukan upaya pemugaran dan pelestarian terhadap candi ini.

Candi Muaro Jambi memiliki ciri khas arsitektur khas Melayu, dengan dinding yang terbuat dari batu bata dan pasir. Bagian atap candi terdiri dari pelana atap berbentuk seperti perahu, yang sering disebut juga sebagai bentuk atap “barat” atau “batak”.

Di dalam candi terdapat relief-relief yang menggambarkan adegan kehidupan masyarakat Melayu pada masa itu, seperti perburuan, kegiatan pertanian, dan pernikahan.

Candi Muaro Jambi ialah suatu lingkungan percandian di Provinsi Jambi yang diprediksi aset Kerajaan Sriwijaya.

Lingkungan Candi Muaro Jambi ini disebut- sebut selaku lingkungan candi terluas di Indonesia serta Asia Tenggara dengan besar menggapai 3. 981 hektare.

Lingkungan Candi Muaro Jambi yang ditemui pada era ke- 19 ini terletak pas di pinggir Bengawan Batanghari.

Asal usul Candi Muaro Jambi Diperkirakan Candi Muaro Jambi dibentuk pada era 7- 12 Kristen. Kokoh asumsi lingkungan Candi Muaro Jambi aset Kerajaan Sriwijaya serta Kerajaan Melayu.

Tetapi, perbaikan lingkungan candi ini beru dicoba oleh Penguasa Indonesia pada tahun 1975. Bersumber pada riset yang terdapat, Lingkungan Candi Muaro Jambi tadinya ialah tempat ritual sekalian tempat pembelajaran agama Budha.

Baca juga : Sejarah Situs Arca Gupolo di Sleman, Yogyakarta

Kesimpulan itu dibantu dengan terdapatnya patung serta artefak di Candi Muaro Jambi dengan corak Buddhisme. Lingkungan Candi Muaro Jambi telah diresmikan selaku Cagar Adat. Apalagi semenjak tahun 2009, lingkungan ini diajukan selaku Web Peninggalan Bumi oleh UNESCO.

Lingkungan Gedung Candi Muaro Jambi Candi Muaro Jambi ialah cagar adat ataupun web dahulu kala terdiri 110 candi serta 85 menapo ataupun bukit kecil tanah. Lingkungan ini mencakup percandian, web kawasan tinggal kuno, serta sistem jaringan perairan di era kemudian.

Lokasinya melingkupi 8 dusun, ialah Dusun Ambang Jambi, Dusun Telaga Lamo, Dusun Desa Terkini, Dusun Kemingking Luar, Dusun Kemingking Dalam, Dusun Desa Mudo, Dusun Teluk Duwet, serta Dusun Tebat Patah.

Lingkungan Candi Muaro Jambi menghampar dari barat ke timur di perbatasan Bengawan Batanghari selama 7, 5 km. Sebagian candi yang terdapat di lingkungan ini antara lain Candi Gumpung, candi Kerajaan, Candi Sebandung Batu, Candi Koto Istana, Candi Astano, Candi Gedong 2, Candi Gedong Satu, sampai Telago Rajo.

Tidak hanya candi, lingkungan ini pula bermuatan selokan ataupun saluran kuno, kolam tempat penampungan air, dan bukit kecil tanah yang di dalamnya ada lapisan bata kuno. Terdapat sebagian patung yang ditemui dalam lingkungan ini, semacam patung prajnaparamita, patung dwarapala, gajahsimha, umpak batu, lesung batu.

Tidak hanya itu pula terdapat gong perunggu bertuliskan aksara Cina, jampi- jampi Buddha yang ditulis pada kertas kencana, keramis asing, gerabah, sampai mata duit Cina. Sebaliknya gundukan- gundukan tanah yang terdapat di lingkungan ini oleh warga dekat diucap selaku Busut sengalo ataupun Candi Busut Perak.

Karakteristik Candi Muaro Jambi Kehadiran Candi Muaro Jambi tidak sangat terkenal bila dibanding candi- candi yang terdapat di Jawa, ataupun apalagi Candi Ambang Takus yang terdapat di Riau. Sementara itu, Candi Muaro Jambi ini mempunyai sebagian karakteristik yang tidak bisa ditemui pada candi lain. Karakteristik awal berhubungan dengan guna Candi Muaro Jambi di era kemudian selaku pusat pembelajaran global.

Di lingkungan ini kabarnya para siswa asing semacam dari India, Cina, sampai Tibet tiba buat berlatih serta mempelajari ilmu wawasan di situ. Karakteristik selanjutnya merupakan besar Candi Muaro Jambi yang menggapai 3. 981 hektare, dengan jauh menghampar sepanjang 7, 5 km.

Candi Muaro Jambi bisa di simpulkan kalo besarnya itu 8 kali lebih dari Candi Borobudur di Jawa Tengah. Dengan keunikan- keunikan itu, penguasa lalu berusaha buat melaksanakan restorasi kepada Candi Muaro Jambi.

One thought on “Sejarah Candi Muaro Jambi Yang Terlupakan Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top