Sejarah Candi Gedong Songo di Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang

budayaindonesia.web.id – Candi Gedong Songo adalah kompleks candi Hindu yang terletak di lereng Gunung Ungaran, Semarang, Jawa Tengah, Indonesia. Candi ini didirikan pada masa pemerintahan Raja Sanjaya dari Kerajaan Mataram Kuno, sekitar abad ke-8. Bangunan-bangunan di kompleks candi ini terdiri dari sembilan buah candi yang tersebar di atas tiga bukit yang berjajar.

Candi Gedong Songo dibangun pada zaman keemasan agama Hindu di Jawa, ketika Kerajaan Mataram Kuno masih berkuasa. Pada masa itu, bangunan-bangunan candi dibangun sebagai tempat ibadah bagi umat Hindu. Konon, candi-candi ini dibangun sebagai tempat pemujaan Dewi Tara, yang diyakini sebagai dewi pelindung dari Kerajaan Mataram Kuno.

Namun, seiring bergesernya waktu dan agama yang dianut oleh masyarakat, Candi Gedong Songo pun mengalami kemunduran. Bahkan, pada abad ke-16, candi-candi ini sudah ditinggalkan oleh penghuninya dan mengalami kerusakan yang cukup parah. Barulah pada abad ke-18, kompleks candi ini mulai diperhatikan dan direstorasi oleh pemerintah Hindia Belanda.

Saat ini, Candi Gedong Songo menjadi salah satu objek wisata sejarah yang populer di Jawa Tengah. Selain menyuguhkan pemandangan alam yang indah, kompleks candi ini juga menjadi saksi bisu kejayaan agama Hindu di Jawa pada masa lalu.

Thomas Stamford Raffles merupakan pencipta candi ini pada dekat tahun 1804. Dikala ini, Candi Gedong Songo jadi salah satu tujuan darmawisata terkenal di Semarang.

Asal usul Candi Gedong Songo Candi Gedong Songo ialah aset Kerajaan Mataram Kuno yang dibentuk dekat era ke- 8. Rakai Mataram Si Istri raja Sanjaya raja merupakan yang membuat Candi Gedong Songo pada dini pemerintahannya.

Tetapi, candi aset adat Hindu ini terkini ditemui oleh Sir Thomas Stamford Raffles pada 1804. Mulanya, cuma ditemui 7 buah gedung candi, alhasil dikenal Candi Gedong Pitu. Setelah itu pada dekat tahun 1908 sampai 1911, arkeolog asal Belanda bernama Van Stein Callenfels menciptakan 2 gedung candi bonus.

Baca juga : Sejarah Candi Dieng Tertua di Wonosobo, Jawa Tengah

Semenjak dikala itu, namanya berganti jadi Candi Gedong Songo serta sempat dicoba perbaikan sebesar 2 kali. Perbaikan awal dilaksanakan oleh penguasa kolonial Belanda pada 1928 sampai 1929. Sebaliknya perbaikan kedua pada 1972 sampai 1982 oleh Penguasa Indonesia.

Guna Candi Gedong Songo berperan selaku tempat penyembahan kepada para dewa. Perihal ini dibuktikan dengan terdapatnya patung Siwa Mahakala, Siwa Guru besar, serta Ganesha. Tidak hanya itu, posisi candi yang terletak di gunung berkaitan dengan keyakinan penganut Hindu.

Pemeluk Hindu yakin kalau gunung ialah tempat bersemayamnya para dewa. Gunung selaku tempat yang besar pula diyakini hendak mengoptimalkan dikala beribadah. Orang hindu yakin, dengan melaksanakan ibadah di tempat yang besar, semacam di gunung, hendak lebih dekat dengan kahyangan.

Lingkungan gedung Candi Gedong Songo terdiri atas 5 gedong ataupun berkas candi, di mana 2 di antara lain terdapat di bagian timur busut, 2 di utara, serta satu di bagian barat.

Selanjutnya ini gedung yang terletak di lingkungan Candi Gedong Songo. Candi I Candi ini terletak di ketinggian 1. 208 mdpl, yang di dalamnya ada yoni tanpa lingga, yang ialah ikon kejantanan serta kesuburan, dengan pucuk yang telah nampak cacat. Candi II Terletak di ketinggian 1. 297 mdpl dengan gedung yang sedang utuh. Di depan candi ada gedung yang diprediksi oleh para pakar selaku gedung candi perwara ataupun candi kecil yang terletak di depan candi benih.

Candi III Terletak di ketinggian 1. 297 mdpl, dengan 3 candi yang sedang utuh serta ada candi perwara. Tidak hanya mempunyai riasan stupa di atapnya, candi ini pula jadi salah satunya candi yang memakai Jadi ataupun patung yang berupa kepala gajah.

One thought on “Sejarah Candi Gedong Songo di Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top