Pilar Kasultanan Yogyakarta Adalah Masjid Pathok Negoro

budayaindonesia.web.id – Kehadiran Mesjid jadi salah satu tiang untuk berdirinya Kasultanan Yogyakarta. Tidak hanya Mesjid Gedhe yang terletak di pusat rezim, Kasultanan Yogyakarta pula membuat Mesjid di 4 arah mata angin. Keempat Mesjid ini diucap selaku Mesjid Pathok Negeri.

Dengan cara arti tutur, pathok berarti suatu yang ditancapkan selaku batasan ataupun indikator, bisa pula berarti ketentuan, prinsip, ataupun bawah hukum. Sedangkan negeri berarti negeri, kerajaan, ataupun rezim. Alhasil pathok negeri dapat dimaksud pula selaku batasan area negeri ataupun prinsip untuk rezim negeri.

Dengan cara posisi, posisi Mesjid Pathok Negeri terletak di area pinggiran Kuthanegara, pas terletak di pinggiran area Negaragung. Kuthanegara serta Negaragung merupakan sistem penjatahan hirarki aturan ruang dalam area kerajaan Mataram Islam. Bila area Kuthanegara merupakan tempat dimana pusat rezim terletak, hingga Negaragung merupakan area inti kerajaan yang berperan selaku pelingkup ataupun cagak pusat rezim.

Pathok negeri pula ialah julukan kedudukan Aku Dalem di dasar bentuk Kawedanan Reh Pangulon. Aku Dalem Pathok Negeri merupakan Aku Dalem yang memahami aspek hukum serta syariat agama Islam. Para Aku Dalem ini diberi area perdikan serta ditugasi mengatur Mesjid di area itu, tercantum membagikan pengajaran atau pembelajaran keimanan pada warga yang terletak di dekat gedung Mesjid.

Dengan cara totalitas Mesjid Pathok Negeri mempunyai guna selaku pusat pembelajaran, tempat seremoni atau aktivitas keimanan, bagian dari sistem pertahanan, sekalian bagian dari sistem peradilan keimanan yang diucap pula selaku Majelis hukum Surambi. Majelis hukum ini memutuskan hukum masalah perkawinan, perpisahan ataupun penjatahan waris. Sedangkan buat hukum yang lebih besar( awas ataupun kejahatan) diputus di majelis hukum istana.

Baca juga : Sejarah Kraton Kasultanan Ngayogyakarta di Kota Yogyakarta

Mesjid An- Nur Mlangi

Mesjid ini dibuat bersamaan dengan berdirinya wilayah ataupun desa Mlangi yang saat ini terletak di area Nogotirto, Gamping, Sleman sekira tahun 1758 oleh Kyai Nur Kepercayaan sehabis menemukan tanah perdikan dari Baginda Hamengkubuwana I. Dikala ini pengurusan Mesjid An- Nur dicoba oleh warga dekat namun pihak istana Yogyakarta senantiasa menaruh aku dalem pathok negeri di Mesjid ini selaku salah satu indikator kalau Mesjid itu merupakan Kagungan Dalem.

Mesjid Sulthoni Plosokuning

Mesjid Plasakuning ataupun Plosokuning yang terletak di area Dusun Minomartani, Ngaglik, Sleman, ini dibentuk saat sebelum istana Yogyakarta berdiri. Mesjid ini dibuat oleh Kyai Mursodo, yang ialah anak dari Kyai Nur Kepercayaan Mlangi. Kyai Nuriman ialah kerabat dari Sri Baginda Hamengkubuwono I.

Sedetik sehabis membuat Istana dan Mesjid Besar Kauman, Sri Baginda Hamengkubuwono I memindahkan Mesjid Ploso Kuning ke tempat yang dikala ini jadi posisi Mesjid Pathok Negoro Ploso Kuning.

Mesjid Pathok Negoro Ploso Kuning dipindah serta dibentuk balik sehabis pembangunan Mesjid Besar Kauman. Alhasil wujud Mesjid itu menjiplak Mesjid Besar Kauman. Nampak dari bentuk menumpang serta kekuasaan di atasnya. Karakteristik khas Mesjid plosokuning ini merupakan terdapatnya kolam yang mengitari Mesjid buat membilas kaki sebab buat membiasakan Kerutinan warga durasi dulu yang beraktifitas tiap hari tanpa dasar kaki.

Mesjid Ad- Darojat Banguntapan

Mesjid Jami Ad- Darojat terdapat di dusun Banguntapan, kecamatan Banguntapan, kabupaten Bantul. Mesjid yang dibentuk pada tahun 1774 ini sempat hadapi penggusuran pada tahun 1943 sebab posisi Mesjid pada dikala itu hendak dipakai buat ekspansi pos hawa angkatan Jepang. Sehabis Indonesia merdeka Mesjid ini dibentuk balik di posisi yang serupa pada tahun 1960.

Mesjid Nurul- Huda Dongkelan

Mesjid ini terdapat di area Kauman, Dongkelan. Dengan cara administratif, terletak di Dusun Tirtonirmolo, Belas, Bantul. Mesjid yang dibentuk oleh Kyai Sihabudin pada tahun 1775 ini sempat terbakar oleh Belanda pada era Perang Diponegoro sebab dikira selaku tempat berkumpulnya para pejuang pengikut Diponegoro. Kemudian, pada dini era 20, Mesjid itu diperbaiki bangunannya oleh Baginda Hamengku Buwono VII.

Mesjid Taqwa Wonokromo

Mesjid Taqwa ialah yang terbanyak di antara masjid- masjid pathok negeri yang yang lain. Ini merupakan Mesjid satu- satunnya yang bukan ialah pengawal mata angin. Pendirian Mesjid Taqwa tidak bisa dipisahkan dari figur bernama Kyai Mohammad Fakih. Ia merupakan seseorang guru agama Islam yang bertempat bermukim di Dusun Ketonggo. Kyai Mohammad Fakih pula diketahui suka membuat welit( asbes rumbia) yang dibuat dari daun ilalang, bukan dari daun tebu. Perihal inilah yang menimbulkan dirinya mempunyai julukan lain” Kyai Welit”.

Sesuatu dikala, Sri Baginda Hamengku Buwono I akan menemui Kyai Mohammad Fakih buat ngangsu kawruh( menuntut ilmu). Awal mulanya, Kyai Mohammad Fakih merasa keberatan sebab pada prinsipnya ia cuma membagikan ilmu pada murid- muridnya saja. Sri Baginda Hamengku Buwono I lalu berkedok selaku barid baginda buat menemui Kyai Mohammad Fakih.

Penyamarannya itu tidak dikenal oleh Kyai Mohammad Fakih serta permintaannya selaku anak didik dikabulkan sebab niatnya yang benar- benar. Kala lagi menuntut ilmu, Sri Baginda Hamengku Buwono I yang berkedok memohon ajakan pada Kyai Mohammad Fakih hal aturan kerajaan yang bagus.

Kyai Mohammad Fakih menarangkan kalau baginda wajib mewisuda pathok, ialah banyak orang yang bisa membimbing serta menuntun adab para rakyatnya. Pathok- pathok inilah di setelah itu hari dianugerahi tanah perdikan. Tidak hanya itu, Kyai Mohammad Fakih pula membagikan anjuran supaya baginda pula mewisuda kenthol( kepala dusun), yang sebab tugasnya diserahkan tanah pelungguh.

Dikala seperti itu Sri Baginda Hamengku Buwono I membenarkan kalau dirinya sempat berkedok selaku barid supaya dapat jadi anak didik Kyai Fakih Mohammad. Tidak hanya itu, Ki Derpoyudo pula membagikan penjelasan pada Sri Baginda Hamengku Buwono I kalau Kyai Fakih Mohammad putra menantu dari anak sulungnya. Dengan tutur lain, Kyai Mohammad Fakih merupakan kakak ipar dari Sri Baginda Hamengku Buwono I, karena Sri Baginda Hamengku Buwono I merupakan menantu Ki Derpoyudo dari putrinya yang kedua. Semenjak dikala seperti itu, Sri Baginda Hamengku Buwono I sedemikian itu welas asih pada Kyai Mohammad Fakih. Tidak hanya selaku kakak iparnya, ia pula jadi gurunya. Perihal inilah yang menimbulkan Kyai Mohammad Fakih dipanggil ngabiyantoro( mengarah ke istana).

Tanah karunia Sri Baginda Hamengku Buwono I yang sedang berbentuk hutan awar- awar itu setelah itu dibuka serta didirikanlah suatu Mesjid di tempat itu dengan julukan Mesjid Taqwa. Sehabis berakhir dibentuk, Kyai Mohammad Fakih mengarah pada Sri Baginda Hamengku Buwono I buat mengantarkan informasi kalau di atas tanah perdikan itu telah dibuat suatu Mesjid. Atas mandat dari Sri Baginda Hamengku Buwono I, wilayah itu diberi julukan Hutan Karoma, yang berarti” biar betul- betul agung”.

Berikutnya, pada tahun 1702- 1705 Sri Baginda Hamengku Buwono I bernazar menunaikah ibadah haji, tetapi sebab kondisi kasultanan belum sedemikian itu nyaman, ia mengutus Kyai Mohammad Fakih ke Mekah buat menghajikannya. Kyai Mohammad Fakih bermukim sepanjang 2 tahun di Mekah sebab pada tahun awal ia menunaikan ibadah haji buat dirinya sendiri serta pada tahun kedua ia menunaikan ibadah haji buat Sri Baginda Hamengku Buwono I. Kyai Fakih Mohammad pula mempunyai gelar“ Kyai Sedo Laut” sebab ia tewas di laut sepulang dari tanah bersih pada tahun 1757. Kapal yang ditumpanginya tenggelam di Antara Malaka.

Ukiran- ukiran bagian bersih yang terletak di selama gedung Mesjid ini mempunyai kesamaan dengan Mesjid Agung Kotagede serta Mesjid Kauman. Para masyarakat yang terletak di dekat Wonokromo beriktikad kalau Mesjid ini ialah salah satu dari demikian Mesjid yang dikenal Mesjid Pilar Negeri. Mesjid pilar negeri ini mempunyai penafsiran kalau Mesjid itu berperan selaku ikon daya negeri( Kerajaan Mataram).

One thought on “Pilar Kasultanan Yogyakarta Adalah Masjid Pathok Negoro

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top