Sejarah Situs Budaya Candi Prambanan di Yogyakarta

budayaindonesia.web.id – Candi Prambanan adalah sebuah kompleks kuil Hindu yang terletak di Yogyakarta, Jawa Tengah, Indonesia. Candi Prambanan merupakan salah satu situs warisan dunia UNESCO dan menjadi objek wisata yang populer di Indonesia.

Candi Prambanan terdiri dari 240 kuil yang tersebar di area seluas 39,8 hektar. Kuil utama di Candi Prambanan adalah kuil Siwa, Wisnu, dan Brahma, yang masing-masing menggambarkan dewa Siwa, Wisnu, dan Brahma dalam agama Hindu. Selain itu, terdapat juga kuil-kuil kecil yang didedikasikan untuk dewi-dewi Hindu seperti Durga dan Ganesha.

Candi Prambanan dibangun pada abad ke-9 oleh raja dinasti Sanjaya, yang merupakan kerajaan Hindu di Jawa Tengah pada masa itu. Pembangunan Candi Prambanan memakan waktu sekitar 50 tahun dan melibatkan ribuan tenaga kerja yang berasal dari berbagai daerah di Jawa Tengah.

Candi Prambanan merupakan contoh terbaik dari arsitektur Hindu yang indah dan megah pada masa lalu. Bangunan-bangunan tersebut dibangun dari batu andesit yang diukir dengan sangat halus dan rapi, serta dihiasi dengan ukiran-ukiran yang menggambarkan ajaran dan cerita dari agama Hindu.

Pada masa selanjutnya, Candi Prambanan mengalami masa kelam akibat letusan gunung Merapi pada abad ke-10 dan invasi dari bangsa Jawa Timur pada abad ke-14. Candi Prambanan kemudian ditinggalkan dan terkubur selama ratusan tahun hingga ditemukan kembali pada abad ke-19 oleh Belanda.

Sejak saat itu, Candi Prambanan menjalani proses restorasi dan pemeliharaan untuk menjaga keberadaannya. Pada tahun 1991, Candi Prambanan ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO dan telah menjadi salah satu objek wisata yang populer di Indonesia.

Dalam sejarahnya, Candi Prambanan menjadi saksi bisu dari kemegahan dan kemakmuran kerajaan Sanjaya pada masa lalu. Bangunan Candi Prambanan yang megah dan indah menjadi bukti keahlian seni dan arsitektur pada masa itu. Candi Prambanan juga menjadi simbol kerukunan dan toleransi antarumat beragama, serta mengajarkan ajaran Hindu tentang kepercayaan dan kebajikan bagi seluruh umat manusia.

Kunjungan ke Candi Prambanan adalah pengalaman wisata yang tak terlupakan bagi wisatawan yang ingin menyaksikan keindahan dan kebesaran arsitektur Hindu kuno. Pada malam hari, wisatawan dapat menyaksikan pertunjukan Ramayana Ballet yang menampilkan kisah epik dari Ramayana di tengah-tengah keindahan Candi Prambanan yang megah.

Sejarah

Candi Prambanan ialah candi Hindu yang terbanyak di Indonesia. Hingga dikala ini belum bisa ditentukan bila candi ini dibentuk serta atas perintah siapa, tetapi kokoh asumsi kalau Candi Prambanan dibentuk dekat medio era ke- 9 oleh raja dari Wangsa Sanjaya, ialah Raja Balitung Maha Sambu. Asumsi itu didasarkan pada isi Prasasti Syiwagrha yang ditemui di dekat Prambanan serta dikala ini tersembunyi di Museum Nasional di Jakarta. Prasasti berangka tahun 778 Tiang( 856 Meter) ini ditulis pada era rezim Rakai Pikatan.

Atlas asli Candi Prambanan berupa persegi jauh, terdiri atas laman luar serta 3 halaman, ialah Jaba( halaman luar), Tengahan( halaman tengah) serta Njeron( halaman dalam). Laman luar ialah areal terbuka yang mengitari halaman luar. Halaman luar berupa panjang dengan besar 390 m2. Halaman ini dulu dikelilingi oleh pagar batu yang saat ini telah bermukim reruntuhan. Halaman luar dikala ini cuma ialah halaman kosong. Belum dikenal apakah awal ada gedung ataupun riasan lain di halaman ini.

Di tengah halaman luar, ada halaman kedua, ialah halaman tengah yang berupa persegi jauh seluas 222 m2. Halaman tengah dulu pula dikelilingi pagar batu yang dikala ini pula telah ambruk. Halaman ini terdiri atas 4 teras berundak, kian ke dalam kian besar. Di teras awal, ialah teras yang terbawah, ada 68 candi kecil yang antre berkelana, dibagi dalam 4 baris oleh jalur calo antarpintu halaman.

Semua candi di halaman tengah ini memiliki wujud serta dimensi yang serupa, ialah besar atlas bawah 6 m2 serta besar 14 meter. Nyaris seluruh candi di halaman tengah itu dikala ini dalam kondisi sirna. Yang tertinggal cuma reruntuhannya saja.

Halaman dalam, ialah halaman yang sangat besar posisinya serta yang dikira selaku tempat yang sangat bersih. Halaman ini berdenah persegi 4 seluas 110 m2, dengan besar dekat 1, 5 meter dari dataran teras paling atas halaman tengah. Halaman ini dikelilingi oleh turap serta pagar batu. Di keempat sisinya ada gapura berupa gerbang paduraksa. Dikala ini cuma gerbang di bagian selatan yang sedang utuh. Di depan tiap- tiap gapura halaman paling atas ada sejodoh candi kecil, berdenah bawah panjang jebakan seluas 1, 5 m2 dengan besar 4 meter.

Di halaman dalam ada 2 barisan candi yang terbujur arah utara selatan. Di barisan barat ada 3 buah candi yang mengarah ke timur. Candi yang posisinya sangat utara merupakan Candi Wisnu, di tengah merupakan Candi Syiwa, serta di selatan merupakan Candi Brahma. Di barisan timur pula ada 3 buah candi yang mengarah ke barat. Ketiga candi ini diucap candi sarana( sarana= alat transportasi), sebab tiap- tiap candi diberi julukan cocok dengan fauna yang ialah tunggangan dewa yang candinya terdapat di hadapannya.

Candi yang berdekatan dengan Candi Wisnu merupakan Candi Garuda, yang berdekatan dengan Candi Syiwa merupakan Candi Nandi( sapi), serta yang berdekatan dengan Candi Brahma merupakan Candi Angsa. Dengan begitu, keenam candi ini silih berdekatan membuat gang. Candi Wisnu, Brahma, Angsa, Garuda serta Nandi memiliki wujud serta dimensi yang serupa, ialah berdenah bawah panjang jebakan seluas 15 m2 dengan besar 25 meter. Di akhir utara serta selatan gang tiap- tiap ada suatu candi kecil yang silih berdekatan, yang diucap Candi Himpitan.

Baca Juga : Sejarah Candi Borobudur, Tempat Wisata di Magelang, Jawa Tengah

Cerita Ramayana

Pembuka

Prabu Janaka, Raja kerajaan Mantili mempunyai gadis bernama Bidadari Shinta. Suatu kejuaraan diadakan raja buat mencari calon suami buat Bidadari Shinta. Pangeran dari kerajaan Ayodya Raden Rama Keagungan, memenangkan kejuaraan itu. Sedangkan itu Prabu Rahwana, atasan kerajaan Alengka pula mau menikahi Bidadari Shinta. Rahwana yakin kalau Shinta merupakan reinkarnasi dari Widowati, seorang yang sudah lama beliau mau.

Hutan Dandaka

Rama serta Shinta ditemani Lakshmana lagi berjalan di hutan Dandaka. Di situ Rahwana bisik- bisik mencermati Shinta serta mau memperolehnya. Rahwana menyuruh salah satu pengikutnya buat jadi Kijang Emas buat menarik atensi Shinta. Shinta yang terpikat pada Kijang Emas setelah itu memohon Rama buat membekuk kijang itu.

Rama setelah itu meninggalkan Lakshmana serta Shinta buat berburu Kijang Emas. Lama tidak balik, Shinta takut serta mengutus Lakshmana buat menyusul Rama. Lakshmana setelah itu melukis bundaran fantastis disekitar Shinta buat melindunginya. Rahwana setelah itu berupaya menculik Shinta sehabis beliau ditinggal seorang diri, tetapi kandas sebab bundaran fantastis itu.

Rahwana setelah itu berganti jadi seseorang gelandangan berumur, Shinta yang merasa belas pergi dari bundaran buat membantu gelandangan itu. Sehabis Shinta pergi dari bundaran, Rahwana setelah itu menculik Shinta serta membawanya ke Alengka.

Membekuk Kijang Kencana

Rama memanah kijang dengan panah ajaibnya, tetapi sang kijang berganti jadi seseorang Raksasa( Marica). Pertarungan terjalin antara Rama serta Marica, Rama menaklukkan Marica dengan tembakan panah. Sehabis itu Lakshmana setelah itu memohon Rama buat balik ke tempat Shinta.

Penculikan Shinta

Dalam perjalanannya ke Alengka, Rahwana berjumpa seekor kukila bernama Jatayu. Jatayu mengidentifikasi Shinta selaku gadis Prabu Janaka setelah itu berupaya membebaskannya, tetapi beliau dikalahkan oleh Rahwana. Sedangkan itu Rama yang terkini siuman kalau Shinta sudah lenyap berjumpa dengan Jatayu yang terluka.

Rama yang marah beranggapan Jatayu yang menculik Shinta serta berupaya membunuhnya, tetapi dilindungi oleh Lakshmana. Jatayu setelah itu menarangkan apa yang sesungguhnya terjalin serta mati. Sebagian dikala setelah itu, seekor nanai putih bernama Hanuman tiba. Hanuman diutus oleh pamannya Sugriwa buat mencari dorongan supaya bisa menewaskan Subali. Subali merupakan orang yang menculik Bidadari Tara, perempuan kesayangan Sugriwa. Rama setelah itu menyudahi buat menolong Hanuman melawan Subali.

Terowongan Kiskendo

Sugriwa hingga di Terowongan Kiskendo dengan dorongan Rama. Sugriwa setelah itu menaklukkan Subali serta melindungi Bidadari Tara. Selaku perkataan dapat kasih, Sugriwa menolong Rama buat mencari Sinta dengan mengirimkan Hanuman selaku barid mengarah kerajaan Alengka.

Halaman Argasoka

Keponakan Rahwana, Trijata bekerja menemani serta meredakan Shinta di halaman. Rahwana memohon Shinta buat jadi istrinya, tetapi Shinta senantiasa menyangkal. Rahwana marah sampain mau menewaskan Shinta, tetapi beliau senantiasa dilindungi oleh Trijata. Shinta setelah itu mengikuti lantunan yang berawal dari Hanuman. Hanuman berikan ketahui Shinta kalau beliau diutus oleh Rama buat menolongnya.

Hanuman setelah itu mengganggu halaman Alengka. Indrajid, anak dari Rahawana membekuk Hanuman. Kumbakarna yang berupaya membantu Hanuman justru diusir pergi kerajaan. Hanuman yang didiagnosa buat terbakar hidup- hidup setelah itu membakar kastel Alengka bersama badannya yang dibakar.

Jembatan Rama

Sehabis mengutus Hanuman, Rama bersama gerombolan nanai membuat jembatan mengarah Alengka. Sehabis jembatan itu jadi Hanuman balik serta membagikan berita mengenai daya gerombolan Alengka. Rama setelah itu menyebarkan perintah kepada Jambawan, Hanuman, anila, serta Hanggada buat melawan Alengka.

Perang Besar

Perang Besar terjalin antara gerombolan raksasa Alengka dengan gerombolan nanai Rama. Dalam pertarungan ini, Indrajid terbunuh oleh Lakshmana, Kumbakarna, adik Rahwana pula terbunuh. Rahwana setelah itu terbunuh oleh panah Rama serta Gunung Sumawana yang dilempar oleh Hanuman.

Pertemuan Rama serta Shinta

Sehabis kegagalan Rahwana, Shinta kesimpulannya berjumpa balik dengan Rama. Tetapi Rama menyangkal kembalinya Shinta sebab takut beliau telah tidak bersih lagi. Buat meyakinkan kesuciannya, Shinta membakar dirinya sendiri. Dengan dorongan dari dewa api, Shinta aman dari cedera bakar. Pembuktian Shinta membuat Rama senang serta menyambut Shinta balik.

One thought on “Sejarah Situs Budaya Candi Prambanan di Yogyakarta

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top